Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (4)
Untuk Dapat Emas, Penambang Setor Rp 100 Ribu Per BulanKamis, 12 Februari 2009 – 06:06 WIB
Tentang pendatang asal Toraja, yang juga banyak tinggal di Wamena, kabarnya memilih hijrah di Papua karena memiliki kultur dan adat yang hampir sama.
Misalnya, dalam hal membunuh babi. Meski jenis babinya berbeda, penduduk asli kedua daerah itu sama-sama menggunakan babi sebagai makanan utama dalam pesta-pesta adat. Cara mematikannya pun nyaris sama, yakni sama-sama menikamnya hidup-hidup. Yang di Papua menikamnya sampai mati dengan anak panah, yang di Toraja dengan pisau.
Bicara tentang babi, seorang teman yang sangat mengenal profil hewan-hewan liar menjelaskan bahwa babi di Wamena memang tidak sama dengan yang di Jawa. Babi di Wamena adalah hasil persilangan antara babi biasa (yang berwarna pink dan tidak berbulu) dengan babi hutan. Perkawinan silang ini terjadi karena babi hutan Wamena cukup dekat dengan manusia. Karena itu, banyak yang jadi jinak dan dipelihara.