Omi Madjid: Semua Pelajaran Harus Diisi Pendidikan Karakter
jpnn.com, JAKARTA - Terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) mendapat respons positif dari sekolah terutama satuan pendidikan kerja sama (SPK). Pendiri sekaligus pembina Sekolah Global Sevilla Omi Komaria Madjid menyatakan, pendidikan karakter sangat penting untuk diutamakan agar siswa bisa merasakan makna kebersamaan di tengah perbedaan.
Istri almarhum Nurcholis Madjid itu menceritakan, sebelum ada guru agama yang spesifik, seluruh siswa disatukan untuk belajar pendidikan agama. Namun, begitu dipisah karena sudah ada guru agama, banyak siswa yang protes.
Mereka mempertanyakan alasan sehingga harus dibeda-bedakan antara agama satu dengan lainnya. Menurutnya, anak-anak didik di Sekolah Global Sevilla justru menginginkan belajar lima agama yang ada di Indonesia.
“Mereka menolak kalau hanya belajar agamanya sendiri. Itu sebabnya, kami diskusikan dengan ortu siswa tentang apa yang diinginkan anak-anaknya agar pihak sekolah tidak disalahkan," kata Omi usai mendampingi para siswa Sekolah Global Sevilla mengunjungi Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Rabu (6/9).
Bagi Omi, hal yang ditunjukkan para siswa itu merupakan bentuk jiwa nasionalisme dan kebinekaan yang merupakan salah satu inti dari pendidikan karakter. Dia sengaja membawa siswa Sekolah Global Sevilla ke UKP-PIP untuk memupuk jiwa nasionalisme mewakili Indonesia dalam kompetisi internasional World Scholar’s Cup (WSC) di Yale University, Amerika Serikat.
Omi dan siswa-siswa Sekolah Global Sevilla diterima langsung oleh Ketua Dewan Pengarah UKP-PIP Megawati Soekarnoputri.
"Anak-anak mendapat support dari Ibu Mega untuk tetap semangat dan menjunjung tinggi nama bangsa indonesia yang ramah dan toleran. Kibarkan semangat Pancasila di sana," ujar tokoh pendidikan ini.
Menurut Omi pendidikan karakter menjadi bagian untuk menanamkan rasa nasionalisme kepada anak-anak. Yang terpenting, sambungnya, pendidikan karakter bukan sebatas teori, tapi harus diimplemantasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.