Onar
Oleh Dhimam Abror DjuraidJumat, 25 Juni 2021 – 12:01 WIB
Mereka ada tapi sama dengan tidak ada. Dalam bahasa pesantren ‘wujuduhu ka’adamihi’, keberadaannya sama dengan ketidakberadaannya.
Dalam bahasa Badiou, ’being’ sama dengan 'not being', ada sama saja dengan tidak ada. Rakyat hanya menjadi subjek dari kepentingan-kepentingan politik dari himpunan tanpa makna itu.(*)