Operasi Ranting Zaitun, Awal Perang AS Vs Turki?
jpnn.com, AZAZ - Turki benar-benar tak peduli akan potensi perang terbuka dengan Amerika Serikat (AS). Kemarin, Minggu (21/1), militer pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerbu basis militan Kurdi, Yekineyen Parastina Gel (YPG) di Afrin, Syria, Minggu (21/1).
Mengutip Perdana Menteri (PM) Turki Binali Yildirim, HaberTurk melaporkan bahwa operasi darat itu dilancarkan untuk mendukung serangan udara di perbatasan yang dikuasai Kurdi tersebut. Ankara berambisi menciptakan zona aman sejauh 30 kilometer di perbatasannya dengan Syria.
Menciptakan zona aman di perbatasan itu menjadi prioritas Turki setelah awal bulan ini AS mengumumkan kehadiran 30 ribu personel penjaga perbatasan di Afrin.
’’Pada hari kedua ini (kemarin), #OliveBranchOperation (Operasi Ranting Zaitun, Red) berlanjut demi mewujudkan perdamaian dan keamanan bagi rakyat (Turki), melindungi integritas wilayah Syria, serta mengusir semua unsur teroris dari kawasan tersebut,’’ tulis Ibrahim Kalin, jubir Presiden Recep Tayyip Erdogan, pada akun Twitter-nya. Di mata Turki, YPG yang merupakan bagian dari Partai Pekerja Kurdi atau PKK adalah teroris.
Lewat cuitannya, Kalin berharap seluruh sekutu Turki mendukung operasi militer yang dilancarkan dari udara dan darat itu. Kepada Reuters, dia menyatakan bahwa misi utama Operasi Ranting Zaitun adalah membebaskan perbatasan dari teroris.
Karena bersekutu dengan YPG, AS pun dianggap sebagai teroris oleh Turki. Maka, Ankara mengimbau seluruh negara sekutu AS agar tidak mengekor kebijakan Washington.
Kemarin pasukan darat Turki memasuki Afrin sekitar pukul 11.00 waktu setempat (sekitar pukul 15.00 WIB). Dalam serangan tersebut, militer Turki mendapatkan bantuan dari kelompok oposisi bersenjata Free Syrian Army (FSA).
Maka, kali ini FSA yang menjadi salah satu kekuatan oposisi untuk melawan rezim Presiden Bashar Al Assad harus berhadapan dengan YPG yang juga anti-Damaskus.