Perang Amerika Serikat Vs Turki di Depan Mata
jpnn.com, ANKARA - Palagan utama perang Syria, tampaknya, bakal bergeser ke utara. Bukan antara tentara-tentara rezim Presiden Bashar Al Assad dan oposisi bersenjata, tapi antara pasukan Turki dan militer Amerika Serikat (AS).
Itu terjadi setelah Washington menambah jumlah personel keamanan di perbatasan Syria dan Turki pekan lalu.
’’Kami tidak mungkin dan tidak akan pernah mendukung atau mempersenjatai kelompok teror YPG (Yekineyen Parastina Gel alias Badan Perlindungan Rakyat) atas nama kerja sama apa pun,’’ tegas Jenderal Hulusi Akar, komandan pasukan bersenjata Turki, dalam pertemuan dengan para pemimpin NATO di Kota Brussel, Belgia.
Dia mengecam rencana AS untuk melibatkan YPG dalam pengamanan perbatasan.
Senin (15/1), bersamaan dengan dirilisnya pernyataan Akar itu, Turki mengirimkan pasukan ke perbatasannya dengan Syria. Tepatnya, di Kota Afrin, Provinsi Aleppo, yang secara de facto dikuasai YPG.
Mengutip sumber militer Turki, kantor berita Anadolu melaporkan bahwa sedikitnya 12 kendaraan lapis baja telah memasuki Distrik Reyhanli di Provinsi Hatay yang berbatasan langsung dengan Afrin.
Sementara itu, konvoi 20 kendaraan militer, termasuk tank, tiba di Distrik Viransehir, Provinsi Sanliurfa, dan siap masuk Syria. Turki menyatakan bahwa para personel dan armada militer itu akan memperkuat penjagaan di perbatasan.
Sebab, bagi mereka, kehadiran YPG yang merupakan bagian dari partai proseparatis Kurdi, Partiya Karkeren Kurdistane (PKK), adalah ancaman.