Oplos Elpiji, Meledak, Satu Tewas
Sabtu, 10 Juli 2010 – 10:00 WIB
Sayangnya ketika mencari Bekti Purwanto, polisi kesulitan. Pagi itu polisi mengira Bekti melarikan diri karena ketakutan polisi mengetahui peristiwa .Dari pantauan Radar Bromo kemarin, kondisi rumah Bekti sudah kosong. Hanya saja pintu belakang rumah terbuka. Sementara bekas ledakan pun terlihat jelas di sekitar belakang rumah. Mulai dari bekas tembok yang terbakar, sampai ranting pohon yang ada di belakang rumah. Beberapa daun pohon pun terlihat layu, seperti bekas kena kobaran api.
Polisi yang datang juga agak kesulitan mendapat keterangan. Tak ada satu orang pun yang mau memberikan keterangan. Termasuk pihak keluarga Nurul Yakin yang berkali-kali menyebut peristiwa itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan alias damai. Siti Nurjana, ibu Yakin juga sempat menyebut kematian anaknya tidak dipersoalkan karena Bekti Purwanto mau menanggung biaya pengobatan.
Namun kepolisian tidak luluh begitu saja. Sebab ledakan tabung gas elpiji itu diperkirakan ada unsur pidananya. Terutama dugaan adanya pengoplosan elpiji. Pemeriksaan dan olah TKP tetap dilakukan. Mulai dari meminta keterangan warga dan tetangga sekitar, sampai memeriksa seisi rumah Bekti Purwanto. Dalam olah TKP, polisi juga mendapati kejanggalan. Di antaranya ada bekas kobaran api di sekitar jendela. Namun jendela itu sudah dicat sehingga terlihat seperti tidak ada bekas kebakaran. Selain itu, beberapa ranting pohon di belakang rumah ada yang dipotong. Potongan itu diduga untuk menutupi kebakaran.