Oposisi Rebut Kota di Timur Libya
Enam Tewas di Yaman, Polisi Bahrain Tembaki Demonstran dekat RSSabtu, 19 Februari 2011 – 08:49 WIB
Sejumlah informasi mengungkapkan bahwa massa dan pasukan anti-pemerintah terlibat bentrok dengan tentara yang mengamankan Kota Al Bayda, 200 km timur laut Benghazi. Pasukan anti-pemerintah itu bergabung dengan polisi yang membangkang atau desersi lebih dulu sebelumnya. Bentrok di antara dua kubu tersebut merupakan insiden yang paling banyak membawa korban.
Laporan terbaru menyebutkan, tentara Libya telah dikerahkan untuk memadamkan aksi anti-pemerintah di wilayah timur. Protes masal tersebut terinspirasi revolusi rakyat di Mesir dan Tunisia yang berhasil menjatuhkan rezim berkuasa. Presiden Mesir Hosni Mubarak akhirnya mundur dari kekuasaannya pada 11 Februari lalu, sedangkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali tergusur pada 14 Januari lalu.
Unjuk rasa anti-pemerintah lebih terfokus di timur, termasuk di Benghazi. Di kota tersebut, dukungan terhadap Kadhafi paling rendah dibandingkan dengan di kota-kota lain di Libya. Tetapi, kota itu juga jauh dari jangkauan media internasional. "Tadi malam (Kamis malam) suasananya sangat sulit. Banyak orang berada di jalan. Tentara juga turun ke jalan," cerita seorang warga yang tinggal di kawasan Nasser Street, jalan utama di Benghazi, kepada Reuters. "Saya mendengar suara tembakan. Lantas, saya lihat orang-orang jatuh di jalan (akibat tembakan senjata). Tetapi, saya tak tahu berapa yang menjadi korban (tewas)," lanjutnya.