Organisasi Buruh Dukung Usul Ganjar soal Pemotongan Gaji ASN Golongan III
Nasib para ASN, kata Elly, jauh lebih beruntung dibanding pihak lain di tengah pandemi ini. Jajaran ASN, lanjutnya, tidak boleh terlalu ekslusif dan mempertontonkan kemewahan di saat banyak masyarakat kesulitan. Meski selama ini mereka dirumahkan, tetapi masih tetap menerima bayaran utuh.
"Mereka nasibnya masih lebih bagus karena selama ini meskipun dirumahkan, tetapi tidak ada pemotongan. Sementara para buruh, ada yang di-PHK atau dirumahkan tanpa ada pendapatan. Seharusnya, usulan Pak Ganjar ini didukung sebagai bentuk sumbangsih kepada masyarakat yang lebih membutuhkan," tambahnya.
Hal senada disampaikan Sekretaris Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jateng, Syariful Imaduddin. SPSI sangat setuju dengan usulan Ganjar memotong pendapatan ASN 50 persen.
"Kawan-kawan ASN itu kondisinya yang paling stabil saat pandemi ini. Meskipun ada yang dirumahkan, tetapi penghasilannya tidak berkurang. Sementara kami, banyak yang di-PHK atau dirumahkan tanpa pesangon dan uang bayaran," kata dia.
Syarif menerangkan, pro kontra pasti terjadi karena menyangkut kepentingan banyak orang. Apalagi, pendapatan merupakan hak pribadi masing-masing.
Namun, menurutnya, dibanding buruh atau masyarakat kecil lainnya, nasib ASN yang dipotong pendapatannya itu tidaklah ada apa-apanya. Mereka tetap mendapat gaji dan masih bisa mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Sekarang saatnya kita semua gotong royong, saling berempati dan membangun solidaritas yang sama. Kami yakin pemotongan 50 persen pendapatan itu memberatkan, tapi kondisi masyarakat kecil lainnya lebih banyak yang mengenaskan daripada itu," tegasnya.
Saat inilah, lanjut Syarif, bagaimana kebangsaan masyarakat Indonesia diuji. Nilai-nilai Pancasila diuji dengan wabah yang membuat hampir semua sektor terpukul.