Osama, Tokoh Kaya yang Dermawan
Senin, 16 Mei 2011 – 06:14 WIB
Dapat ditebak, darah muda dan idealisme membuatnya memilih masuk Akademi Militer Mujahidin. Dia masuk ke kamp Jaluzi di Pabbi, Peshawar. "Sebenarnya sebelum saya sudah ada sejumlah orang Indonesia yang masuk. Yakni, dari GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia). Namun, mereka tidak bertahan lama," ucapnya. Di akademi militer tersebut, ada dua ilmu yang dipelajari. Yakni, ulum islamiyyah (ilmu agama) dan ulum asykariyah (ilmu militer).
Syawal mengambil spesialisasi di bidang infanteri meski sejumlah bidang militer lain pun dikuasainya. Selain menguasai semua jenis senjata, dia jago di bidang artileri dan mahir soal bahan peledak. Bagaimana tidak jago, bila setelah tiga bulan pendidikan, PKL (praktik kerja lapangan) langsung turun ke medan perang melawan tentara rezim Najibullah yang didukung Uni Soviet.
Syawal mengenang masa tiga tahun pelatihannya tersebut secara manusiawi. "Saya ingat betul. Hiburan yang sering terjadi adalah perkelahian di antara orang Afghanistan sendiri. Entah mengapa, mereka itu selalu gampang berkelahi satu sama lain. Sudah budayanya," katanya.