Owi/Butet Tidak Percaya Kutukan Istora
jpnn.com, JAKARTA - Pasangan Emas Olimpiade Rio 2016, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir kembali belum mampu menaklukkan Istora Senayan, Jakarta. Kali ini di ajang Indonesia Masters 2018.
Tontowi/Liliyana harus mengakui kehebatan pasangan Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dengan 14-21 dan 11-21 di Istora, Minggu (28/1).
“Di pertandingan tadi saya akui pemain Tiongkok bermain cepat dan bagus hari ini. Saya pribadi merasa selalu tertinggal, permainan mereka cepat. Untuk ke depannya, saya akan mempelajari permainan cepat ganda Tiongkok ini,” ujar Tontowi seperti dilansir Djarum Badminton.
Pasangan Tontowi, Liliyana juga mengakui keunggulan lawannya. “Dari segi umur, dari segi cepat, kami kalah. Kalau ingin mengalahkan mereka strategi harus benar, bola buangan harus bagus, pikiran harus bersih. Kalau pola yang kami terapkan tidak jalan, buangan bola kurang akurat jadi seperti tadi. Banyak tertekan, dan terus keserang. Zheng Siwei terutama, dia sangat cepat, kami enggak bisa salah sedikit untuk buang bola, di situ ada dia,” tambah Liliyana.
Meski harus jadi runner-up, Tontowi/Liliyana mengaku tetap optimistis jika nanti kembali harus berjumpa pasangan yang sejauh ini baru sekali menelan kekalahan itu.
“Saya tetap optimistis, kami pertama kali ketemu mereka. Kami masih meraba-raba, meskipun kami belajar dari video berulang-ulang, tapi saat bertemu pasti beda. Saya cukup kaget, karena mereka hari ini bermain cepat. Dan mungkin hari ini Zheng Siwei juga lebih cepat dan percaya diri mungkin karena mereka jarang kalah,” tambahnya.
Catatan Zheng/Huang memang nyaris sempurna. Dari lima turnamen yang mereka ikuti, mereka berhasil meraih empat gelar dan satu runner-up. Baru pasangan Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet yang berhasil mengalahkan mereka pekan lalu di Malaysia Masters 2018.
“Akhir-akhir ini, Zheng/Huang on fire dan perfect. Kami sudah menduga hari ini kita tidak akan mudah lawan mereka. Lengah sedikit pasti sulit, tadi kami sempat unggul beberapa poin tapi mereka bisa cepat untuk menyusul. Intinya kami memang kurang bisa mengontrol permainan,” ujar Liliyana.