Pagelaran Wayang Kulit Empat Pilar MPR Hibur Warga Pacitan
Lakon yang dibawakan dalang Ki Anom Suroto yakni Bima Sakti mengkisahkan tentang perjalanan ksatria Pandawa Lima, Bima dalam menunaikan tugas dari gurunya mencari tirta perwita untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Dalam perjalanannya, Bima bertemu Dewa Ruci yang memberikannya wejangan suci salah satunya adalah bahwa tirta perwita tidak ada dimanapun kecuali ada dalam diri manusia itu sendiri.
Bima memahami wejangan Dewa Ruci yang sesungguhnya adalah representasi dirinya sendiri, yang muncul dan memberi pengajaran kepadanya karena ia telah mematuhi segenap perintah gurunya dengan sepenuh hati.
Setelah Bima mendapat wejangan dari Dewa Ruci, ilmu itu diajarkan atau diturunkannya pada anak-anak muda untuk mengayomi para kawulanya dan untuk menjaga kelestarian negara Amarta dan untuk memperbaiki akhlak raja Astina dan para Kurawanya yang terlanjur parah rusaknya sehingga dikhawatirkan membuat ambruknya negara Astina.
Hal tersebut merupakan cita-cita Pandawa Lima agar anak muda Amarta bisa meneruskan atau melanjutkan perjuangan para pendahulunya yakni para Pandawa untuk negara dan bangsa. Kisah tersebut sangat sejalan dengan implementasi nilai-nilai luhur bangsa yakni menghormati para pahlawan dan pendiri bangsa serta melanjutkan perjuangan dan cita-cita mereka menuju Indonesia menjadi bangsa yang besar dan sejahtera.
Yang menarik dalam pagelaran wayang tersebur, muncul sebagai bintang tamu Dua Jo / Jo Klithik Jo Kluthuk untuk mengisi limbuk’an dan goro-goro. Kemunculan Duo Jo ini mampu membuat ribuan penonton tertawa. (jpnn)