Pahala Muda
Oleh Dahlan IskanUntuk ukuran sopan santun sebenarnya lebih baik kalau ia yang diangkat menjadi dirut. Sekaligus sebagai penghargaan atas prestasinya. Toh hanya untuk 1,5 tahun.
Setelah itu barulah pilihan satunya tadi dinaikkan. Toh pilihan satunya itu masih sangat muda. Harus sabar untuk antre.
Namun kepada Pak Ris saya sampaikan alasan saya: jabatan top eksekutif itu tidak boleh sering-sering ganti. Sekarang ganti, 1,5 tahun lagi ganti lagi. Itu kurang menjaga stabilitas manajerial.
Maka saya sampaikan padanya, tetaplah saja jadi wakil dirut. Sampai pensiun.
Itu pun kalau ia mau. Sebab, calon dirutnya, saat itu, jauh lebih muda darinya. Apakah ia rela dipimpin oleh anak yang jauh lebih muda.
Kalau, misalnya, ia tidak rela, saya bisa carikan jalan lain. Ia sangat pantas menjadi direktur utama di BUMN mana pun. Terutama yang bergerak di bidang keuangan.
Ternyata beliau sangat rela yang muda yang naik. Ia tetap di jabatannya itu sampai pensiun. Tetap dengan sikap yang sangat baik. Tidak merasa 'kok dipimpin anak yang masih muda'.
Yang demikian itu sekaligus untuk ujian bagi yang muda tadi. Apakah ketika menjadi atasan orang yang lebih senior anak muda tadi bisa membawa diri dengan baik.