Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pajak

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 11 Juni 2021 – 07:25 WIB
Pajak - JPNN.COM
Ilustrasi, para pedagang di Pasar Kebayoran Lama. Foto: Ricardo

Menjadi pertanyaan besar bagaimana manusia Indonesia bisa hidup layak dengan penghasilan Rp 900 ribu per bulan. Penghasilan itu hanya cukup untuk hidup dengan standar paling minimal. Dengan penghasilan itu daftar sembilan bahan pokok itu tidak akan terjangkau.

Guru-guru sekolah dasar mengajarkan pola hidup sehat, empat sehat lima sempurna. Ini adalah kampanye yang dilakukan pemerintah sejak 1955 untuk membuat masyarakat memahami pola makan yang benar.

Dalam konsep empat sehat lima sempurna, makanan dibagi atas empat sumber nutrisi penting, yaitu makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu bila mampu, menjadi lima sempurna.

Konsep ini menekankan pentingnya empat golongan makanan berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.

Di zaman Orde Baru kampanye ini dilakukan dengan masif. Semboyan itu bertebaran di berbagai sudut kota dan desa. Manusia Indonesia diarahkan untuk hidup sehat dengan minimal mengonsumsi empat makanan pokok, dan ditambah dengan susu untuk menyempurnakan hidup.

Pemerintah Orde Baru konsisten dengan kampanye ini. Dengan mendorong warga supaya hidup sehat, pemerintah Orde Baru menjamin ketersediaan empat bahan makanan itu. Pemerintah Orde Baru malah bisa mencapai swasembada pangan pada 1984 dan mendapatkan penghargaan dari FAO (Food and Agriculture Organization), Badan Pangan dan Pertanian Internasional PBB.

Boleh saja ada yang mencibir bahwa capaian Orde Baru itu semu dan rapuh dan bersifat politis. Namun, dalam kenyataannya bahan makanan pokok ketika itu tersedia dan harga-harga stabil.

Tidak pernah terdengar ada impor beras, apalagi di tengah panen. Tidak pernah ada impor kedele, impor garam, dan kebutuhan pokok lainnya.

Kalau sembako pun masih dikejar pajak, berarti negara benar-benar sudah mengejar rakyat sampai ke lubang tikus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News