Pak Ganjar Kagum pada Semangat Warga Delanggu yang Membawa Kejayaan Rojolele
Ikhsan menerangkan, Rojolele memang sudah terkenal berasal dari Delanggu. Meskipun belum ada data scientifik, namun para petani dahulu sudah mengatakan bahwa Delanggu adalah pusatnya Rojolele.
"Makanya kami ingin membawa pulang lagi kejayaan itu. Kami ingin masyarakat kembali menanam beras kualitas premium ini agar semakin sejahtera. Misi kami membawa pulang lagi Rojolele ke Delanggu," pungkasnya.
Prosesi penanaman pertama Rojolele Srinuk dilakukan dengan doa bersama. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara penanaman itu, diajak duduk di pematang sawah sambil berdoa. Sebuah tumpeng berada di tengah-tengah kemudian dimakan bersama setelah didoakan.
Para ibu-ibu juga dengan semangat menanam bibit padi itu. Lahan seluas 4 hektare disiapkan untuk uji coba penanaman Rojolele Srinuk.
"Ini ada semangat dari kelompok masyarakat di Klaten. Kalau dulu Delanggu terkenal sebagai penghasil beras Rojolele yang pulen, wangi, enak dan mahal, sekarang lama-lama bergeser. Para petani mulai menanam padi jenis lain yang usia panennya lebih pendek," kata Ganjar.
Ganjar mengapresiasi semangat masyarakat Delanggu yang ingin membawa kembali Rojolele di daerahnya. Dengan adanya teknologi ini, maka usia panen semakin pendek, yakni hanya 3,5 bulan.
"Mudah-mudahan hasilnya baik. Kalau nanti panen, maka Rojolele Delanggu bisa kembali. Ini judulnya Muleh Maneh (kembali lagi)," jelasnya.
Ganjar meminta para petani tetap semangat untuk mengelola varietas baru Rojolele ini. Ia juga berharap, petani mau beralih ke pertanian organik.