Pak Harmoko, Politikus Kampiun dan Kenangan Pengantar Minum Racun
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia kembali kehilangan salah satu tokohnya. Minggu lalu (4/7), tokoh pers yang juga Ketua MPR/DPR RI 1997-1999 H Harmoko meninggal dunia.
Pemilik nama asli Harun Muhammad Kohar itu merupakan mantan wartawan yang kemudian menjadi politikus ulung. Sebelum memimpin MPP/DPR, Harmoko lebih dikenal sebagai menteri Penerangan.
Istilah sangat populer dari Harmoko ialah 'menurut petunjuk bapak presiden' yang sering dia ucapkan dalam jumpa pers. Pada era Harmoko sebagai menteri Penerangan pula terjadi pemberedelan terhadap tiga media, yakni Tempo, Editor, dan Tabloid Detik.
Tempo dan Editor merupakan majalah, sedangkan Detik kala itu berupa tabloid. Pemerintah mencabut surat izin uzaha penerbitan pers (SIUPP) bagi tiga media yang dikenal berani itu.
Namun, yang pernah merasakan akibat kedigdayaan Harmoko bukan hanya kalangan media. Seniman pun pernah terkena efek pernyataan Harmoko.
Contohnya ialah Orkes Moral Pengantar Minum Racun atau OM PMR. Pada 1987, grup musik parodi itu meluncurkan album bertitel Judul-Judulan.
Salah satu andalan dalam album itu ialah lagu dengan judul yang sama. Namun, ada dwilingga dalam lagu itu yang dianggap bermasalah.
Harmoko mempersoalkan dwilingga 'kawin-kawinan' dalam lagu Judul-Judulan. Kata itu dianggap tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.