Pak Manteb
Kegagalan beradaptasi dengan platform media baru seperti televisi membuat banyak grup ketoprak tradisional harus masuk kubur. Grup Ketoprak Siswo Budoyo dari Jawa Timur yang ikonik akhirnya hilang karena kegagalan transformasi itu.
Pertunjukan wayang juga menghadapi problem yang sama. Munculnya televisi membuat pertunjukan wayang harus melakukan penyesuaian format secara total. Sesuai dengan pakem tradisional wayang adalah pergelaran semalam suntuk dengan format yang sudah baku.
Untuk menyesuaikan diri dengan durasi televisi yang hanya satu jam tentu membutuhkan terobosan kreatif tersendiri.
Salah satu kisah sukses transformasi kesenian tradisional menjadi seni showbiz modern terjadi pada kesenian campur sari. Basis campur sari adalah seni musik tradisional Jawa, yang mempunyai akar tradisi pada tembang-tembang dan gending Jawa dan iringan permainan gamelan tradisional.
Campur sari sukses memadukan unsur tradisional dengan unsur-unsur musik modern. Demarkasi musik tradisional dengan musik modern yang dipisahkan oleh nada-nada diatonik do re mi fa so la si do, dan nada pentatonik yang monoton, ternyata bisa ditembus oleh campur sari, sehingga melahirkan sintesa musik yang bisa menarik minat generasi milenial.
Batas-batas etnis jauh terlampaui oleh musik campur sari. Anak-anak milenial penggemar fanatik campur sari itu banyak yang tidak paham Bahasa Jawa, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari campur sari. Namun, hal itu tidak menghalangi mereka untuk bernyanyi dan menari.
Ini menjadi bukti bahwa musik adalah universal. Musik bisa menembus batas-batas etnis dan nasionalitas.
Serbuan gelombang K-Pop ke seluruh penjuru dunia menunjukkan universalitas musik itu. Globalisasi yang muncul akibat penyebaran internet menjadikan invasi musik pop Korea tidak terbendung ke seluruh dunia.