Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pak Ngateman

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Senin, 13 Desember 2021 – 15:43 WIB
Pak Ngateman - JPNN.COM
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto: Ricardo/JPNN.com

Cara nekat Pak Ngateman ini pernah dilakukan oleh Suroto, seorang pengusaha ternak asal Blitar yang membentangkan poster protes ketika konvoi Presiden Jokowi melintasi Blitar menuju ke Jawa Tengah, September lalu. ‘’Pak Jokowi, Bantu Peternak Membeli Jagung dengan Harga Wajar’’. Begitu bunyi poster Suroto.

Jokowi tidak membaca poster itu karena konvoi berlari dalam kecepatan tinggi. Namun, akibat membentangkan poster itu Suroto diamankan dan dibawa ke kantor polisi untuk diinterograsi. Kasusnya kemudian viral dan diliput luas oleh media.

Pesan Suroto kemudian sampai kepada Jokowi yang memerintahkan timnya untuk mengundang Suroto ke Istana.

Suroto pun berangkat ke Istana dan bertemu Jokowi. Setelah pertemuan itu Suroto mendapat kiriman jagung premium 20 ton untuk pakan ternak.

Protes ala Suroto yang sukses ini mungkin mengilhami banyak orang untuk melakukan protes dengan cara lain yang lebih kreatif.

Petani jeruk di Karo, Sumatera Utara, punya cara tersendiri untuk menyampaikan protes kepada Jokowi. Mereka mengirim tiga ton jeruk hasil panen ke Istana Kepresidenan.

Para petani itu mengirim pesan kepada Jokowi minta supaya infrastruktur jalan di daerahnya diperbaiki. Selama ini, hasil panen jeruk tidak bisa dikirim ke pasar karena kondisi jalan yang rusak parah.

Jokowi menerima sendiri kiriman jeruk itu, tetapi belum ada reaksi terhadap protes para petani itu.

Pak Ngateman bukan Jusuf Ismail atau Lee Harvey Oswald. Pak Ngateman tidak melempar granat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close