Pak SBY, Please Deh..
Rabu, 15 Desember 2010 – 10:58 WIB
Saya waswas, apa kata aktivis kiri yang menyikapi nonton bola itu sebagai tebar pesona, pencitraan, dan pandangan minor lain. Apa yang dicari" Mengapa harus nonton langsung" Urgenitasnya untuk rakyat apa" Pentingnya buat kemakmuran bangsa, apa" Salah-salah, bisa menarik ke belakang iklim bola yang sudah kondusif, independen, dan tak berbendera, ke arah politis yang tidak semua merasa comfortable.
Kan lebih bermakna jika menonton bareng di Papua, bersama anak-anak gawang di Manukwari, Sorong, atau Jayapura" Atau di Malang" Surabaya" Bandung" Medan" Makasar" Manado" Bersama komunikasi sepak bola di sana" Jika perlu lakukan video conference, biar lebih klik. Sekaligus membangun atmosfer kebanggaan terhadap timnas PSSI itu yang ditransfer sempurna ke kantung-kantung penghasil pemain top negeri"
Yang paling saya waspadai, kalau kehadiran itu dipandang sebagai biang macet, pengamanan berlebih, bikin sakit hati orang aja! Lalu, dikait-kaitkan dengan sejarah "yang tidak signifikan juga" soal kehadiran Pak SBY. Misalnya, terakhir, beliau duduk di tribun VVIP saat tim Merah Putih menjajal Uruguay, dan Pak SBY harus menyaksikan gawang Timnas dibobol 7 gol, hanya terbalas 1 gol saja. Sebelumnya, Indonesia lawan Arab Saudi di Piala Asia, juga kalah 1-2. Nah loe! (*)