Pameran AKI 2024 jadi Ajang Mengenalkan Seni Budaya Nusantara
Maria Tri Sulistiyani, yang akrab disapa Ria Papermoon (Pencetus teater boneka “Papermoon Puppet") menyampaikan pandangannya tentang cara-cara agar budaya Indonesia dapat terus relevan dan menarik bagi audiens masa kini.
Menurutnya, seni adalah cermin dari Indonesia saat ini, yang dapat kita perkenalkan kepada dunia melalui pengadaptasian budaya yang kreatif.
“Budaya harus bisa menggambarkan karakter bangsa kita dengan cara yang sesuai zaman, tapi tetap memegang nilai-nilai yang kita junjung,” ungkap Ria.
Dengan perspektif ini, Papermoon Puppet Theatre berupaya mengemas kisah-kisah budaya dalam bentuk pertunjukan teater boneka yang bisa dinikmati berbagai kalangan, sekaligus memperkenalkan potret Indonesia di kancah internasional.
Sebagai seorang seniman yang mendirikan Papermoon Puppet pada 2006, Ria Papermoon berhasil menggabungkan elemen-elemen budaya lokal dengan sentuhan modern sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat lintas usia.
Menurut Ria, pendekatan yang ia gunakan adalah mengadaptasi budaya lokal ke dalam karya seni yang sederhana tetapi kuat secara emosional, seperti teater boneka.
Karya Papermoon Puppet dikenal dengan pementasan yang menggugah perasaan, menghidupkan kisah-kisah Indonesia melalui boneka-boneka yang dirancang untuk berbicara kepada jiwa penonton.
Senada dengan Maria, Founder Ganara Art, Tita Djumaryo, juga menekankan pentingnya pendekatan inovatif agar seni budaya menjadi sesuatu yang menarik dan mudah dijangkau oleh generasi muda.