Panas Jelang Pilkada, Isu 6 Perempuan Bawa Rp 6 M di Kamar
Nah, sepuluh orang di warung tadi merupakan bagian dari tim pemenangan AHLI. Mereka menduga, ada uang dalam jumlah besar yang akan dibagi-bagikan para perempuan di kamar tadi untuk pasangan nomor urut 3. Sempat ada kabar burung yang menyebut jumlahnya sampai Rp 6 miliar.
Satu jam setelah terus mengawasi kamar nomor 5 alias pukul 18.00 Wita, jumlah mereka bertambah jadi 40-an orang. Dengan mengenakan atribut ormas tertentu.
Mereka berkumpul di samping penginapan. Dua jam berselang, massa memasuki area penginapan. Mereka meminta seluruh orang yang berada di kamar nomor 5 keluar. Namun, enam perempuan itu enggan menuruti permintaan tersebut.
”Saya ditelepon Bu Hijrah jam 9 malam. Dia menyampaikan, ada intimidasi dari pihak tertentu dengan tuduhan melakukan politik uang,” kata Agus Amri, kuasa hukum AGM-Hamdam, sembari menceritakan kronologi kejadian.
Massa yang menuding adanya dugaan politik uang tersebut memblokade pintu masuk menuju penginapan. Menyulitkan massa dari kolega Mas’ud yang sebagian menyeberang dari Balikpapan untuk masuk.
Lajur kiri menuju pelabuhan pun ditutup sepanjang 50 meter pada pukul 22.00 Wita. Sebab, telah dikuasai ratusan orang dari dua pihak yang berseteru.
Kapolres PPU AKBP Sabil Umar yang didampingi Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) PPU Daud Yusuf berusaha menenangkan massa kedua pihak agar tidak terjadi adu fisik. ”Kalau dijumlahkan, ada 500-an orang. Sempat memanas, adu mulut, tapi tak ada gesekan fisik,” kata Riswan, warga RT 04, Kelurahan Penajam, kepada Kaltim Post.
Sementara negosiasi dengan kedua pihak berlangsung alot, enam perempuan tadi tetap tertahan di dalam kamar. Menurut Hadijah, keluarga Mas’ud sudah biasa menyewa kamar di penginapan milik dr Novita Rosana dan Firdaus tersebut. ”Kalau ada acara nikahan, bahkan bisa nyewa semua kamar. Ada 13 kamar di sini,” ungkapnya.