Panas! Ribuan Warga Anti-Brexit Desak Referendum Ulang
jpnn.com - LONDON – Situasi politik di Inggris masih panas. Ribuan warga memadati jalanan utama Kota London kemarin (2/7).
Massa yang menamakan diri mereka sebagai kelompok anti-Brexit itu berunjuk rasa, menentang hasil referendum 23 Juni yang tidak berpihak kepada mereka.
’’Kami tidak mau meninggalkan Uni Eropa (UE). Bahkan, jika harus menghormati hasil referendum pun, kami tetap ingin Inggris berorientasi pada UE,’’ kata Jess Baker, salah seorang peserta unjuk rasa. Perempuan 22 tahun itu datang bersama sang ayah, Bill.
Mereka berdua mengusung papan bertulisan Bremain alias British Remain dan We Love EU (European Union) atau Kami Mencintai UE.
Selain pasangan ayah dan anak Baker tersebut, ada ribuan warga lain yang menyuarakan protes mereka terhadap hasil referendum Kamis pekan lalu. Sekitar 52 persen suara mendukung leave atau Brexit.
Artinya, dalam waktu dua tahun lagi, Inggris akan meninggalkan UE. Tapi, sekitar 42 persen suara menghendaki Inggris tetap berada dalam UE.
Mark Thomas, aktivis anti-Brexit yang menggagas unjuk rasa kemarin, mengatakan bahwa referendum 23 Juni tidak sah. ’’Referendum tersebut tidak berlangsung seperti semestinya,’’ ucapnya.
Karena itu, dia dan rekan-rekannya yang tergabung dalam kelompok March for Europe mendesak pemerintah menggelar referendum ulang. Sebelumnya, ada petisi yang menyerukan hal senada.