Pancasila dan Ketahanan Negara
Oleh: Laurens Ikinia - Wakil Direktur Institute of Pacific Studies Universitas Kristen Indonesia, JakartaSejarah membuktikan, tidak ada satu bangsa di dunia yang terbentuk, berkembang, dan bertahan lama tanpa memiliki ideologi.
Di dalam ideologi tentu mengandung mimpi kolektif sebagai roh, semangat, dan pondasi untuk membangun bangsa.
Pancasila dirumuskan sembari menyaksikan aliran darah dari tubuh ke tanah yang hitam, tetesan air mata dan keringat dari tubuh ke laut yang biru, untaian doa dan ratapan dari tubuh ke langit yang putih.
Oleh karena itu, hendaklah kita mengambil waktu dan hening sejenak sembari memanjatkan doa kepada Tuhan untuk arwah para patriot bangsa yang telah menerima ilham Tuhan.
Darah, air mata dan keringat, doa dan ratapan leluhur bangsa Indonesia sedang berdiam di alam raya nusantara.
Mengingat Pancasila merupakan falsafah negara yang mengandung makna luhur, hendaklah kita memaknai pesan tertulis dan tersirat dalam Pancasila setidaknya dalam tiga aspek kehidupan yaitu kehidupan spiritual, intelektual, dan sosial.
Dalam penghayatan spiritual, kita diingatkan kembali akan ilham yang diterima para founding fathers bahwa negara harus dibangun dengan dasar percaya dan takut akan Tuhan.
Dalam penghayatan intelektual, potensi sumber daya manusia Indonesia perlu diberdayakan negara.