Pantun Politik Butet dan Hasto
Oleh: Dhimam Abror DjuraidBagi Ridwan Kami, tersanjung boleh saja. Namun, dalam situasi persaingan politik yang sangat ketat seperti sekarang, setiap kandidat pasti saling intip dan siap memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun.
Dalam lanskap politik Indonesia beberapa waktu belakangan ini juga banyak muncul janji-janji politik di berbagai kesempatan. Siapa lagi jagoannya kalau bukan Jokowi. Sejak tahun lalu Jokowi rajin menebar sinyal dukungan kepada bakal calon presiden tertentu. Sampai sekarang pun Jokowi masih sering melakukan hal yang sama.
Di depan musyawarah sukarelawan Jokowi di Borobudur tahun lalu Jokowi memberi isyarat mirip pantun Hasto.
Jokowi mengatakan calon presiden ada di sini. Dia tidak menyebut nama, tetapi ketika itu Ganjar Pranowo ada di lokasi.
Setelah itu Jokowi lebih terbuka lagi memberi isyarat soal calon presiden pilihannya. Kali ini Jokowi menyebut isyarat rambut putih dan muka keriput. Rambut putih sudah pasti ditujukan kepada Ganjar, dan muka keriput mungkin ditujukan kepada Prabowo Subianto.
Dalam sebuah acara Partai Gerindra Jokowi juga secara terang-terangan memberi dukungan kepada Prabowo. Jokowi dengan terbuka mengatakan bahwa sekarang giliran Prabowo untuk menjadi presiden.
Namun, rupanya Jokowi pandai menebar janji. Bahkan kepada Yusril Ihza Mahendra pun Jokowi mengatakan siap memberi dukungan kalau Yusril maju sebagai calon presiden.
Politik adalah janji, dan janji politik sering hanya tinggal janji. Perjanjian politik Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo di Batutulis hanya tingal janji.