Para Akademisi Dalam & Luar Negeri Bahas Penggunaan AI di Spirit of Bandung 2024
Spirit of Bandung adalah gelaran biennale yang dilatarbelakangi semangat mempromosikan saling pengertian, komunikasi, dan kerja sama antarbudaya dan antarbangsa. Semangat ini melanjutkan prinsip-prinsip yang dihasilkan pada Konferensi Asia-Afrika di Kota Bandung, 1955.
Direktur Pusat Bahasa Mandarin di Universitas Kristen Maranatha (PBM Maranatha) Cindrawaty Lesmana, Ph.D., mengatakan Spirit of Bandung adalah forum akademik yang dicetuskan oleh PBM Maranatha pada 2013, hasil kerja sama antara Universitas Kristen Maranatha dan Hebei Normal University.
Spirit of Bandung merupakan platform pertukaran budaya antara Indonesia dan Tiongkok yang sejak pertama kali diadakan telah memberikan pengaruh yang baik, khususnya di tingkat regional,” ungkapnya.
Topik mengenai kearifan lokal diangkat karena di tengah transformasi digital, terutama pascapandemi Covid-19 dengan percepatan digitalisasi yang begitu tinggi, kearifan lokal tidak boleh terpinggirkan.
“Kearifan lokal berperan penting untuk mempertahankan identitas budaya dan memperkuat kemajuan digital, khususnya untuk membangun masyarakat yang makmur dan lingkungan yang sehat, " terang Cindrawaty.
Sementara itu, Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T., CIQaR, dalam paparan penutup menyimpulkan bahwa semangat kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok yang dibangun sejak KAA 1955 harus mampu mempercepat transformasi digital. Lewat kolaborasi dan semangat saling berbagi dan belajar.
"Bukan tidak mungkin percepatan transformasi digital mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pada hari terakhir (26/9), para delegasi dari luar Kota Bandung berkesempatan mengikuti cultural tour mengunjungi Museum KAA dan menyusuri kawasan Jalan Braga, untuk menikmati suasana Kota Bandung yang baru saja merayakan HUT ke-214. (esy/jpnn)