Para Koruptor Penderita Sakit Jiwa
Padahal sebelumnya dia memberikan solusi bahwa koruptor harus potong tangan dan dilakukan pemiskinan atas kekayaannya. Selain itu tersangka selalu menyatakan bahwa dirinya tidak korupsi. Orang dengan akal sehat tidak akan melakukan tindakan yang memalukan ini.
Bakat anti sosial sendiri sebenarnya sudah bisa di deteksi dalam kehidupan sehari-hari seseorang. Track record seseorang bisa dilihat saat seseorang tersebut remaja.
Kebiasaan buruk yang telah dilakukan seseorang pada masa lalu merupakan suatu tanda bahwa seseorang tersebut memang mempunyai jiwa yang tidak sehat dan memang selayaknya tidak bisa dijadikan pemimpin. Seseorang yang melakukan selingkuh sudah jelas merupakan orang yang tidak baik karena membohongi istri atau suami atau keluarga.
Orang yang selingkuh tadi merupakan orang yang telah pernah melanggar komitmen dan berpotensi untuk melanggar komitmen lain yang telah dibuat. Oleh karen itu track record merupakan hal penting yang harus dipelajari kalau kita akan memilih seseorang menjadi pemimpin.
Orang yang tidak jujur, selalu membuat onar dan melakukan selingkuh apalagi sudah jelas-jelas melakukan perampasan uang rakyat melalui korupsi tidak layak menjadi pemimpin. Tapi kita memang harus percaya kepada ajaran agama bahwa seseorang bisa melakukan taubat dan meninggalkan hal-hal buruk di masa lalu.
Tetapi kita juga mempunyai pilihan lebih baik memilih orang yang memang mempunyai track record yang baik saja mengingat pilihan kita banyak.
Akhirnya selalu harus kita ingat para koruptor tersebut orang yang sedang sakit jiwa dan tidak masuk definisi sehat menurut WHO. Oleh karena itu tidak layak menjadi pemimpin dan tidak layak untuk dipilih kembali menjadi pemimpin.
Namun, meski sedang sakit jiwa, bukan berarti para koruptor bebas dari hukuman. Karena yang bebas hukuman menurut saya adalah yang psikosis saja, mis skizofrenia. Sedang koruptor hanya gangguan jiwa saja, sudah tahu aturan tapi dilanggar. (sam/jpnn)