Pariwisata Bisa Jadi Core Business Indonesia di Masa Depan
“Lagi-lagi pariwisata yang paling memberi harapan untuk masa depan negeri ini. Karena itu tidak salah, jika menempatkan Pariwisata sebagai core business buat negeri ini,” kata Arief.
Ia menegaskan, pariwisata sebagai penyumbang produk domestik bruto (PDB), devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah. Untuk PDB, pariwisata menyumbangkan 10 persen dari PDB nasional, dengan nominal tertinggi di ASEAN.
“PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8 persen dengan trend naik sampai 6,9 persen, jauh lebih tinggi daripada industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan,” katanya.
Devisa pariwisata juga mencapai USD 1 Juta yang menghasilkan PDB US$ 1,7 Juta atau 170 persen. “Tertinggi dibanding industri lainnya,” kata dia.
Soal devisa, pariwisata sudah nomor 4 penyumbang devisa nasional, atau kontribusinya mencapai 9,3 persen dibandingkan industri lainnya. Pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata pun tertinggi, yaitu 13 persen dibandingkan industri minyak gas bumi, batubara, dan minyak kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. “Biaya marketing yang diperlukan hanya dua persen dari proyeksi devisa yang dihasilkan,” ungkap Arief.
Soal ketenagakerjaan, pariwisata menyumbangkan 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4 persen secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Dalam penciptaan lapangan kerja, sektor pariwisata tumbuh 30 persen dalam waktu 5 tahun.
Pariwisata juga menjadi pencipta lapangan kerja termurah, yaitu dengan USD 5.000/satu pekerjaaan. Sedangkan rata-rata industri lainnya sebesar USD 100.000/satu pekerjaan.
Tahun 2015, pertumbuhan turisme Indonesia juga lebih besar dibandingkan Singapura dan Malaysia. Namun, angka pertumbuhan pariwisata Malaysia turun 15,7 persen, sedangkan Singapura naik 0,9 persen.