Partai Liberal Gelar Pemungutan Suara Internal Malam ini Tentukan Nasib Abbott
Senin, 14 September 2015 – 17:20 WIB
"Satu-satunya cara kita untuk memastikan hal itu adalah dengan mempertahankan tingkat upah yang tinggi, dan tetap murah hati untuk penyediaan jaringan kesejahteraan sosial, dan menjadi bagian dari masyarakat dunia kelas atas jika kita memiliki kepemimpinan ekonomi yang luar biasa, jika kita memiliki keyakinan bisnis yang kuat."
Sebelumnya ketika Partai Liberal masih menjadi oposisi saat pemerintahan Australia dipegang oleh Partai Buruh, Turnbull adalah pemimpin Partai Liberal sekaligus pemimpin oposisi.
Namun posisinya itu ditantang oleh Tony Abbott yang akhirnya memenangkan voting hanya dengan selisih satu suara.
Ketika diadakan pemilu tahun 2013, Partai Liberal yang telah dipimpin Tony Abbott itu menang sekaligus mengantarkannya ke kursi perdana menteri.
Sekitar tujuh bulan lalu, sebenarnya kalangan internal Partai Liberal telah melakukan voting terhadap posisi PM Abbott atas permintaan sejumlah anggota partai.
Namun PM Abbott lolos dari voting itu dengan selisih suara yang cukup besar.
Kini, Malcolm Turnbull kembali mengajukan tantangan kepada Tony Abbott. "Jelas sekali perdana menteri tidak mampu menunjukkan kepemimpinan di bidang ekonomi yang sangat dibutuhkan negara ini," tegasnya.
"Jika kita terus dengan Tony Abbott sebagai perdana menteri, maka jelas sekali apa yang akan terjadi. Dia akan berakhir sebagai perdana menteri dan akan digantikan oleh Bill Shorten," katanya.
Shorten saat ini merupakan pemimpin Partai Buruh yang beroposisi.
"Pendekatan yang dilakukan Shorten terhadap perjanjian perdagangan bebas China-Australia sangat berbahaya. Dan orang ini sangat tidak pantas menjadi perdana menteri berikutnya. Tapi itulah yang akan terjadi jika kami tidak mengganti pimpinan (Partai Liberal)," paparnya.
Sejumlah menteri dan anggota parlemen dari fraksi pemerintah mengaku kaget dengan pengumuman Menteri Turnbull ini.