Pasangan Lansia Ini Tak Menyangka Ganjar Datang Lagi setelah Puluhan Tahun Berpisah
Ganjar yang mengajak putra semata wayangnya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar, tampak senyum-senyum sendiri mendengar cerita-cerita tempo dulu dari Mbah Bisanto dan istrinya.
Ganjar juga menunjukkan kamarnya dahulu kepada Alam yang baru masuk di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun ini.
"Dulu itu kamar ayah, masih sama persis tidak berubah. Hanya dulu tidak dicat, sekarang sudah dicat," kata Ganjar pada anaknya.
"Mas Alam kosnya di mana? Kalau belum dapat kos, tinggal di sini saja," timpal Sumaryanti.
Kenangan Mbah Bisanto dan Sumaryanti pada sosok Ganjar masih sangat membekas.
Keduanya ingat betul kehidupan Ganjar muda saat tinggal di rumah mereka selama empat tahun. Sosok Ganjar muda, menurut Mbah Bisanto, adalah remaja yang apa adanya dan dan hidup prihatin.
Hampir setiap hari, Ganjar jalan kaki dari indekosnya sampai ke jalan raya yang jaraknya sekitar 1,5 km. Kemudian, Ganjar melanjutkan dengan naik angkutan umum ke sekolah atau ke kampusnya.
"Anaknya baik sekali, saya ngalem (memuji) bukan karena sekarang jadi Gubernur, tapi memang anaknya dari dulu prihatin tenan. Anaknya nerimo, jadi kalau mau berangkat kuliah jalan kaki dari rumah, terus naik colt kampus (angkutan kampus). Nrimo lan prihatin sekali anaknya," kenang Mbah Bisanto.