Pasar Coding di Tanah Air Dinilai Masih Sangat Menjanjikan
DumbWays termasuk penyedia coding bootcamp gratis di Indonesia. Pendiri DumbWays, Ega Wachid Radiegtya mengatakan, industri IT adalah salah satu sektor yang sedang naik daun saat ini.
"Saya rasa masih banyak pasar yang bisa diambil, dan bisa dikembangkan lagi. Saya dan teman-teman pegiat atau founder startup juga memiliki masalah sama, susahnya mencari programmer kompeten. Dari sini tentunya kami dapat membentuk programmer keren dan mempunyai skill yang dibutuhkan industri saat ini,” kata pendiri DumbWays, Ega Wachid Radiegtya di Jakarta, Selasa (13/7).
DumbWays sejak berdiri pada April 2018, kini telah membuka kelas fullstack development dan DevOps untuk lulusan SMK atau S1 jurusan IT agar mereka bisa bekerja dengan layak sesuai jurusannya dengan gaji di atas UMR Jakarta.
DumbWays memiliki lebih 300 lulusan yang bekerja di lebih 150 perusahaan rekanan (mitra DumbWays dalam penyaluran).
"Ya, salary para ahli coding memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sekadar mengingatkan kembali, di Amerika Serikat, seorang desainer grafis yang keahliannya dapat berkisar dari seni hingga desain web menghasilkan rata-rata USD 51.640 atau sekitar Rp 750 juta dalam setahun," kata Ega.
"Sementara itu, ahli bahasa dapat berasal dari berbagai konsentrasi, ahli bahasa komputasi dapat menghasilkan sekitar USD 91.307 atau sekitar Rp 1,3 miliar per tahun."
Begitu menjanjikannya profesi seorang coder, membuat permintaan pasar sangat tinggi bahkan di era pandemi saat ini.
“Permintaan cenderung tinggi baik disaat pandemi maupun sebelum pandemi. Walaupun kebutuhannya sedikit berbeda, tinggal pintar-pintar saja membekali lulusan kami. Saya rasa untuk tahun mendatang pun InsyaAllah tentu akan bertumbuh," pungkas Ega. (rdo/jpnn)