Pasar Properti Mulai Oversupply
Minggu, 05 Oktober 2014 – 07:08 WIB
Kelatahan di sektor perhotelan terjadi di Bali sehingga pasar mulai jenuh. Aktivitas tersebut membuat harga tanah terkerek dan makin tinggi. Namun, itu ternyata tidak menyurutkan investor untuk membangun hotel meski secara investasi dipertanyakan tingkat kelayakannya. ''Terkadang tidak sinkron antara biaya pembangunan dan pengembalian investasi,'' sebutnya.
Indonesia Timur ternyata malah menunjukkan perkembangan positif. Namun, saat sebuah wilayah mempunyai potensi, biasanya fenomena latah kembali muncul dengan banyaknya investor yang ikut masuk ke sektor yang sama di wilayah yang sama. ''Waspada akan batasan limitasi pasar seharusnya menjadi pertimbangan sehingga pasar properti lebih sehat dan solid,'' jelasnya.
Sementara itu, penyaluran kredit ke sektor properti juga mengalami kontraksi. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada periode Agustus 2014, pembiayaan properti tumbuh 15,7 persen menjadi Rp 526,5 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Angka tersebut melambat bila dikomparasikan dengan Juli 2014 yang naik 17 persen (yoy).