Pasca Gempa Popularitas Naoto Kan Naik
Senin, 28 Maret 2011 – 07:51 WIB
Massa dalam jumlah yang sama juga berdemonstrasi di pusat Kota Nagoya. Mereka berkumpul di luar kantor cabang perusahaan operator listrik daerah Chubu Electric Power. "Kami tak ingin ada Fukushima lainnya," teriak mereka. "Saya ingin menentukan jalan hidup saya sendiri dan tidak ingin meninggalkan bahaya bagi generasi berikutnya," ujar seorang penduduk Nagoya, Shigeko Furumichi, 63, yang bergabung dengan demonstran.
Para pemerhati lingkungan telah lama memperingatkan adanya risiko akibat pembangunan PLTN Hamaoka, oleh Chubu Electric Power, di Prefektur Shizouka, 120 kilometer dari Nagoya. PLTN tersebut bediri di atas area gunung berapi dekat pertemuan dua lempeng yang berpotensi menjadi epistentrum gempa berskala besar. Jepang, yang menjadi rumah bagi 20 persen gempa bumi terdahsyat, 30 persen pasokan listriknya justru digerakkan oleh PLTN.
PLTN Fukushima yang sudah tua rusak akibat gempa 9,0 skala richter dan tsunami. Radiasi nuklirnya telah mengontaminasi bahan makanan dan air minum di sekitarnya. "(Pemerintah) Jepang selalu berbohong ketika mempromosikan keuntungan penggunaan PLTN," tandas seorang demonstran, Atsuchi Fujuki.