Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Patgulipat e-KTP di Kamar Hotel Sultan agar Aman

Kamis, 20 April 2017 – 13:13 WIB
Patgulipat e-KTP di Kamar Hotel Sultan agar Aman - JPNN.COM
Dua terdakwa perkara korupsi e-KTP, Irman (berbatik hijau) dan Sugiharto (batik kuning kecokelatan) di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/4). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha bernama Johannes Richard Tanjaya mengaku pernah diminta oleh Irman selaku Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memesan kamar di Hotel Sultan Jakarta pada 2019.

Direktur Utama PT Java Trade Utama itu menuturkan, pemesanan kamar di Hotel Sultan demi kepentingan pembahasan proyek kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dan bertemu sejumlah pihak termasuk pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong. Johannes mengungkapkan hal itu saat menjadi saksi pada persidangan atas Irman dan bekas anak buahnya, Sugiharto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/4).

"Kami diundang ketemu Pak Irman, kemudian Pak Irman minta dicarikan tempat untuk dikenalkan dengan seseorang di Hotel Sultan," kata Johannes saat menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdul Basir.

Johannes mengungkapkan, Sugiharto selaku pejabat pembuat komitmen e-KTP juga hadir pada pertemuan itu. Dalam pertemuan itu, Johannes juga bertemu Husni Fahmi selaku ketua tim teknis dari Badan Pengkajian dan Penerapan Tekonologi (BPPT) dan seseorang yang belakangan diketahui bernama Andi Narogong.

"Saya dikenalkan ke Andi Narogong, yang memperkenalkan Pak Irman," ujarnya.

Saat itu, Irman menyampaikan kepada Johannes bahwa Andi Narogong sebagai pengusaha yang akan mengikuti lelang e-KTP. Padahal, saat itu lelang proyek e-KTP belum dimulai.

Johannes menambahkan, pertemuan yang dilakukan berlima itu dilakukan di sebuah kamar. Menurut dia, Irman yang meminta pertemuan diadakan di kamar agar pembahasan lebih leluasa.  

"Pak Irman bilang supaya aman. Ngobrol lebih enak," pungkas Johannes.

Pengusaha bernama Johannes Richard Tanjaya mengaku pernah diminta oleh Irman selaku Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News