Paviliun Indonesia Sambut Publik Global dalam Ajang Seni Rupa Tertua Venice Biennale 2019
Karya tersebut berangkat dari gagasan dasar Tim Artistik perihal ketiadaan kerangka dasar atau platform praktik seni rupa kontemporer di Indonesia.
“Ketiadaan kerangka dan kanal ini menyulitkan posisi praktik seni rupa kontemporer dalam masyarakat Indonesia. Dibanding populasi penduduknya, medan seni rupa kontemporer masih sangat kecil di Indonesia. Jadi kami melihat, seni rupa kontemporer belum menjadi praktik kebudayaan yang berarti dan belum berfungsi secara sosiologis,” ujar Kurator Asmudjo Jono Irianto.
BACA JUGA: Dores Temukan Hal Tak Terduga Saat Memancing Ikan
Dilatari oleh kesadaran mengenai ketiadaan kerangka dan kanal tersebut, Tim Artistik menyusun narasi seni rupa yang secara generik merefleksikan paradigma seni rupa kontemporer berserta risiko-risikonya.
“Tim Artistik kali ini mencoba menampilkan narasi yang berbeda dari tiga Paviliun Indonesia yang sebelumnya ada di Venice Biennale. Tim Artistik mencoba menerjemahkan situasi seni rupa kontemporer Indonesia dalam risiko dan relasinya dengan seni rupa kontemporer global. Kami berharap karya yang kami presentasikan ini dapat berdampak luas,” lanjut Asmudjo.(dkk/jpnn)