PB Kopri Ajak Kader dan Masyarakat Bijaksana Hadapi Kemajuan Teknologi
Sebab, kata dia, sebagai organisasi yang peduli terhadap berbagai persoalan kemanusiaan dan peradaban, kader Kopri tidak boleh tutup mata terkait kasus-kasus yang tidak menyenangkan perempuan.
"Dari itu bagaimana kita bisa menjadi wadah untuk memberikan segala solusi dan bisa memecahkan permasalahan yang terjadi kepada perempuan," tegasnya.
Kaderisasi di dalam tubuh Kopri bukan hanya suatu proses untuk mencari kader sebanyak banyaknya, namun juga bisa dijadikan sebuah proses pembelajaran dan penempaan diri, etika, dan intelektualitas sehingga bisa menghasilkan kader yang berkualitas disetiap tingkatan kepengurusan, agar kader lebih berisi serta kehadirannya membawa semangat positif untuk bangsa.
"Untuk bisa bertahan sebagai organisasi gerakan perempuan yang dibutuhkan oleh derasnya zaman, maka Kopri dituntut untuk menguasai keilmuan yang spesifik dan menjadi penggerak dalam setiap bidang keilmuan, maka dengan kedisiplinan kaderisasi menjadikan Kopri sebagai pionir SDM yang unggul," tuturnya.
Di samping itu, perlu adanya pemahaman mengenai isu-isu terkait kemajuan digitalisasi terhadap kader Kopri, agar kedepan bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga bisa memaknai perkembangan zaman secara arif dan bijak.
Dia meyakini munculnya kemajuan digitalisasi justru bisa membantu, terlebih dalam kondisi pandemi covid-19, baik dalam aspek pendidikan, sosial, ekonomi dan lain-lain.
"Kita sebagai kader PMII harus bisa memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya. Jika orang lain mampu, Kenapa kita tidak. Sedangkan kita mempunyai SDM yang unggul dan siap bersaing dalam skala global," jelas Maya.
Dia mengajak kepada seluruh kader agar mampu saling merajut persatuan dan persaudaraan demi menciptakan gagasan-gagasan baru dan besar agar bisa memastikan bahwa di usia yang setengah abad lebih ini PMII dan Kopri menjadi tonggak harapan masa depan bangsa serta Nahdlatul Ulama.