PB Taekwondo Indonesia Minim Prestasi, saatnya Pengurusnya Direformasi
Ketiga atlet itu ialah Adam Yazid Ferdiansyah, Mariska Halinda, dan Muhammad Basam Raihan. Meski sudah tiba di Yordania untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo, ketiga atlet itu tidak bisa berlaga karena persoalan administrasi yang menjadi urusan PBTI.
"Atlet-atlet kita yang sudah mempersiapkan diri secara maksimal, misalnya per bulan, per tahun, mereka ingin cita-cita untuk juara di Olimpiade, ternyata tidak bisa (bertanding), sehingga itu salah satu yang kami sayangkan," ujarnya.
Jili juga menyodorkan catatan lain tentang capaian Timnas Taekwondo Indonesia pada tiga SEA Games. Di SEA Games 2019 Filipina, Indonesia hanya mendapatkan 2 medali perak dan 8 perunggu dari cabor taekwondo.
Adapun pada SEA Games 2021 di Vietnam, taekwondo Indonesia menyumbang 1 emas, 2 perak, dan 9 perunggu. Terakhir, tim taekwondo Indonesia menyabet 1 emas, 4 perak, dan 4 perunggu pada SEA Games 2023 di Kamboja.
"Kami di pengprov menilai prestasi yang diperoleh pada saat itu (SEA Games 2019-2023) masih jauh dari yang kami harapkan. Pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia itu ditakuti di Asia untuk taekwondo,” katanya.
PBTI akan menggelar musyawarah nasional atau munas di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 4 September 2023.
Salah satu agenda utama Munas PBTI 2023 ialah memilih ketua umum untuk periode 2023-2027.
Thamrin Marzuki diyakini masih akan mempertahankan posisinya. Namun, ada pula kandidat lain, yakni Letjen TNI Richard Tampubolon.(dkk/jpnn.com)