PBSI Keberatan dengan 3 Aturan Baru Federasi Bulu Tangkis
Susy juga menuturkan bahwa sistem skor 11 x 5 akan memperpendek durasi permainan, sehingga penonton tak akan bisa menikmati seni dan keindahan permainan bulutangkis seperti yang ada di sistem skor sebelumnya.
“Main dengan sistem skor 11 x 5 ini, satu poin kalau out, satu poin kalau fault, jadinya enggak ada permainan, mungkin dalam lima menit sudah selesai. Waktu perubahan sistem skor pindah bola ke reli poin, awalnya dibilang cepat, sekarang dibilang terlalu lama, mau dipotong lagi, mau dibikin seperti apa? Mungkin yang bikin aturan enak, tapi yang menjalankannya butuh latihan seperti apa, polanya beda semua,” tutur peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 ini.
“Sistem skor yang baru ini saya enggak tau bakal bagaimana, kesannya kayak diburu-buru. Pemain benar-benar enggak boleh bikin kesalahan sendiri, yang lambat panasnya tidak akan bisa, yang akurasi teknik pukulannya tidak bagus juga tidak bisa, pemain yang belum matang pun nggak bisa,” beber Susy.
“Jadinya agak susah menikmati permainan badminton, terlalu cepat. Belum lagi nanti servis difault, bola out, habis deh, jadi tidak ada seninya. Orang kan mau menikmati, bagaimana pemain ketinggalan terus menyusul, seperti kemarin Firman (Abdul Kholik) yang ketinggalan 14-20 lalu bisa menang, adu strategi, fisik, keberanian. Nah kalau skor 11 x 5 ya nggak ada. Nggak ada ceritanya. Main apa? nggak tahu, tadi mati semua, nanti ngasih penjelasannya gimana ke mas dan mbak media seperti ini? Tadi mati semua pukulannya, ha ha ha,” jelas Susy.
Sebagai langkah nyata, Susy menuturkan bahwa PBSI akan mengirim surat serta berdiskusi dengan pihak-pihak terkait, diawali dengan Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC).
“Akan ada pertemuan dengan BAC bulan depan, kami akan diskusikan dengan negara lain, karena beberapa negara memang keberatan juga, bukan cuma Indonesia. Peran Indonesia juga harus lebih aktif, karena banyak aturan yang sifatnya mendadak dan tidak ada pihak yang bisa menjelaskan secara detil, apa tujuan aturan baru ini?” ungkap Susy.
“Mungkin saja akan ada pemungutan suara, saya harus cek lagi dengan tim hubungan internasional soal ini. Indonesia adalah salah satu negara yang dipandang di bulu tangkis, selain Tiongkok, Korea, Denmark, Malaysia yang juga punya suara cukup kuat untuk memberikan masukan,” kata Susy.
Sementara itu, Susy juga akan meminta penjelasan lebih mendalam soal aturan batasan servis yang akan mulai dicoba di All England 2018 BWF World Tour Super 1000. Beberapa ketentuan servis ini dinilai Susy masih memiliki kekurangan yang dapat merugikan pemain, sehingga ia akan mempertanyakan hal ini dalam manager meeting All England nanti.