PCR Mulia
Oleh Dahlan IskanSaya mencari nomor kontak Agustinus tapi belum berhasil. Saya ingin tahu siapa dia. Kok punya bahan tulisan begitu terperinci. Saya kalah telak dengan penulis itu.
Begitu banyak juga yang menulis dari aspek hukum dan kekuasaan. Misalnya soal apakah kehebohan ini akan sampai ke meja hukum. Atau ke meja DPR –impeachment.
Saya tidak melihat dua-duanya. Hukum, Anda sudah tahu. Yang tidak salah bisa diproses sampai dedel duel. Yang salah bisa saja tidak tersentuh. Suka-suka yang berkuasa.
Soal politik, apalagi. Anda jauh lebih tahu dari saya.
Maka saya melihatnya dari sisi komunikasi saja. Niat baik untuk membantu negara dan masyarakat telah terbukti tidak diakui. Kalah dengan temuan seperti yang diungkapkan Agustinus.
Padahal yang terjun dari Adaro adalah bukan PT Adaro, melainkan Yayasan Adaro. Demikian juga yang dari PT Indika, yang tampil Yayasan Indika.
Dua yayasan itulah yang memegang saham terbesar di usaha PCR tersebut, sedangkan yang dari Menko Luhut yang tampil memang PT, tetapi sangat minoritas. Itu pun sudah diniatkan tidak untuk bisnis.
Namun semua itu hilang dari logika masyarakat. Pokoknya harga PCR selama ini jahat sekali –yang dilakukan di tengah penderitaan masyarakat.