PD Berpeluang Gaet PKS Tinggalkan Gerindra demi Poros Ketiga
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memprediksi Partai Demokrat bakal memainkan peran yang besar hingga di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 dengan terus mendorong pembentukan poros ketiga. Terlebih, para elite PD berkali-kali menyatakan bahwa partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tak mau ikut-ikutan.
"Partai Demokrat ini kan partai besar. Pak SBY juga tak bisa dipungkiri seorang ahli strategi. Jadi ketika membaca ada peluang yang terbuka, bukan tidak mungkin bermanuver membentuk poros ketiga," ujar Pangi kepada JPNN, Senin (7/5).
Pangi mendasari pendapatnya pada hasil survei tentang yang menempatkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) paling diunggulkan sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo. Jika presiden yang beken dengan panggilan Jokowi itu tak mau menggandeng AHY, sambung Pangi, PD pasti makin kencang mendorong pembentukan poros ketiga.
Menurut Pangi, poros ketiga bisa menduetkan Gatot Nurmantyo dengan AHY atau sebaliknya. Jika duet itu terwujud, sambungnya, PD berpeluang menarik PKS.
"Saya kira peluang PKS meninggalkan Gerindra itu bukan isapan jempol. Dalam politik itu segala kemungkinan bisa terjadi. Partai pasti ingin menang di pemilu. Ketika merasa peluang menang kecil dengan mengusung calon tertentu, tak tertutup kemungkinan memilih langkah politik lain," katanya.
Pangi mengakui, hasil sejumlah survei memerlihatkan elektabilitas Gatot masih rendah dibanding Jokowi dan Prabowo. Namun, ada kecenderungan masyarakat Indonesia lebih memilih tokoh baru daripada nama-nama yang sejak Pemilu 2004 telah muncul sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden.
Pengajar di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ini memprediksi PKS tentu menyadari hal itu. "Makanya, jangan heran jika gerakan #2019GantiPresiden semakin populer, dan itu kan dipopulerkan oleh tokoh PKS, bukan Gerindra," pungkas Pangi.(gir/jpnn)