PDIP Bela Habis-habisan Penggusuran ala Ahok
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Johni Simanjuntak meyakini citra Gubernur Basuki Tjaha Purnama (Ahok) tidak akan terganggu isu penggusuran permukiman masyarakat miskin.
Alasannya, penggusuran yang dilakukan Ahok bertujuan untuk mengatasi banjir di Jakarta. "Masyarakat yang ditertibkan juga direlokasi ke rumah susun. Sehingga mendapat tempat tinggal yang lebih layak," ujar Johni, Jumat (7/10).
Johni menegaskan, partainya akan bekerja keras memenangkan Ahok-Djarot. Saat ini seluruh kader sudah turun ke lapangan, untuk mensosialisasikan Ahok-Djarot serta program-program kerja pasangan ini. "Jadi tidak masalah dengan isu penggusuran," kata dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengungkapkan, penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak akan banyak berpengaruh terhadap elektabilitas.
Ia menanggapi pandangan yang menyatakan Basuki tak disukai rakyat kecil karena kerap melakukan penggusuran. "Tidak ada dikotomi pemilih Pak Ahok-Djarot itu hanya dari menengah ke atas. Masyarakat menengah ke bawah juga suka dengan program Pak Ahok yang membuat birokrasi jadi bersih dan kinerjanya cepat," kata Andreas.
Lagi pula, kata Andreas, Ahok dinilai sukses mereformasi kinerja birokrasi di Jakarta. Ia membantah bahwa kemajuan kinerja birokrasi di Jakarta hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas.
Menurut Andreas, kebijakan Ahok pada sektor birokrasi juga banyak yang menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Beberapa di antaranya adalah pelayanan pembuatan identitas kependudukan yang cepat dan transparan.
"Coba lihat sekarang, buat KTP dan akta kelahiran kan sekarang enggak bayar dan cepat. Itu kan program birokrasi yang menyentuh masyarakat menengah ke bawah. Terus kali-kali di pinggir jalan yang di sampingnya rumah warga juga sekarang bersih. Jadi enggak ada itu dikotomi pemilih Ahok-Djarot berdasarkan kelas sosial," tukas Andreas. (wok/dil/jpnn)