Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

PDIP Diminta Lebih Kritis Sikapi Pengajuan Sutiyoso jadi Kepala BIN

Kamis, 11 Juni 2015 – 11:53 WIB
PDIP Diminta Lebih Kritis Sikapi Pengajuan Sutiyoso jadi Kepala BIN - JPNN.COM
Sutiyoso. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan diminta mengambil sikap kritis atas pengajuan Sutiyoso menjadi kepala Badan Intelejen Negara (BIN). 

Pasalnya, partai berlambang banteng hitam moncong putih itu adalah korban dari kegagalan Sutiyoso sebagai pemimpin.  Direktur Program Imparsial Al Araf mengatakan, peristiwa penyerangan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (cikal bakal PDI Perjuangan) pada 27 Juli 1996 silam mengindikasikan keterlibatan Sutiyoso.  Pasalnya, ketua umum PKPI itu menjabat sebagai Pangdam Jaya ketika penyerangan terjadi.

"Pemilihan Sutiyoso ini sebenarnya jadi paradoks bagi PDI Perjuangan dan Megawati. Sebagai korban dari peristiwa penyerangan tersebut sepantasnya PDI Perjuangan selaku partai pengusung Presiden Jokowi menghindari memilih pejabat kepala BIN yang pernah gagal dalam melindungi kantor DPP PDI dari serangan," kata Al Araf saat dihubungi, Kamis (11/6).

Al Araf mengakui bahwa banyak hal yang masih belum terungkap dari tragedi yang beken dengan sebutan Kudatuli (kerusuhan dua puluh tujuh Juli) itu. Namun, setidaknya apa yang terjadi menunjukan bahwa Sutiyoso tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai Pangdam Jaya.

"Dengan mengangkat Sutiyoso jadi kepala BIN memperlihatkan penempatan itu hanya bagi-bagi jabatan dan bukan didasarkan pada pertimbangan obyektif. Sementara banyak calon lain yang lebih pantas menduduki jabatan kepala BIN," paparnya. (dil/jpnn)

JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan diminta mengambil sikap kritis atas pengajuan Sutiyoso menjadi kepala Badan Intelejen Negara

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA