Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

PDIP Yakin Pemesan Pembunuh Bayaran untuk 4 Tokoh Nasional Punya Modal Besar

Senin, 27 Mei 2019 – 23:59 WIB
PDIP Yakin Pemesan Pembunuh Bayaran untuk 4 Tokoh Nasional Punya Modal Besar - JPNN.COM
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Foto: Boy/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meyakini pemesan pembunuh bayaran yang ingin membunuh empat tokoh nasional punya modal besar. Dia menduga modal itu dihimpun pemiliknya saat Orde Baru.

"Pihak kepolisian perlu berkonsentrasi siapa yang berada di belakang itu. Yang tentu saja memiliki modal yang cukup besar. Mereka yang punya kekuatan uang kalau kami lihat tidak terlepas dari mereka-mereka yang mendapatkan fasilitas dari rezim yang berkuasa selama 32 tahun," kata Hasto di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Senin (27/5).

Hasto mengajak semua pihak untuk menghentikan segala jenis tindak kekerasan di alam demokrasi ini. Menurut Hasto, mereka yang menjadi sponsor dari gerakan kaos, dan ingin membenturkan rakyat dengan aparat keamanan.

Baca: Ternyata Ini Alasan Sebenarnya Polisi Menetapkan Mustofa Nahrawardaya Jadi Tersangka

"Harus ditindak tegas, dan untuk itu kami percayakan sepenuhnya ke aparat kepolisian," kata dia.

Dia menilai aksi kekerasan itu bukan bagian dari politik. Sebab, politik menurut Hasto, membangun peradaban dan mencintai kehidupan. Karena itu, pihak-pihak yang berlawanan dengan hal tersebut harus berhadapan dengan negara.

"Apalagi terorisme tidak bisa hidup di negara yang cinta damai ini. Jadi kami mendukung dan masyarakat pun memiliki kesadaran itu. Buktinya banyak apresiasi diberikan kepada TNI dan Polri. Karena mereka tahu, TNI dan Polri menjadi alat negara yang menjaga persatuan dan kesatuan bangsa itu," tandas dia. (tan/jpnn)

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meyakini pemesan pembunuh bayaran yang ingin membunuh empat tokoh nasional punya modal besar. Dia menduga modal itu dihimpun pemiliknya saat Orde Baru.

Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News