Pecat Dokter Diskriminatif
Rabu, 27 Maret 2013 – 06:38 WIB
KENDARI - Citra buruk atas perilaku tak sesuai kode etik dan standar pengabdian medis memang bukan cerita baru di lingkungan rumah sakit "plat merah". Persepsi buruk itu juga hingga kini terus terkesan di RSU Bahteramas Sultra. Selain melum maksimalnya sarana prasarana pendukung rumah sakit yang sempat diklaim bertaraf internasional itu, indikasi adanya diskriminasi pelayanan juga kembali diindikasikan terjadi, terutama bagi pasien pemegang kartu Jamkesmas. Anggota Komisi IV DPRD Sultra, La Ode Muhammad Izat Manarfa pun tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya atas kondisi itu. Ia mengatakan, rentetan masalah yang bermunculan itu seharusnya memacu manajemen RSU Bahteramas dan rumah sakit milik pemerintah lainnya untuk terus berbenah. Wakil rakyat yang juga seorang dokter itu mengaku masih bisa mentolerir alasan, pelayanan belum optimal karena masih terus membenahi infrastruktur dan baru ebroperasi. Tetapi jika yang juga menjadi masalah karena perilaku dokter dan paramedis lainnya yang tidak bisa menjaga sikap pada pasiennya, maka itu di luar kewajaran.
"Sebab pelayanan yang seharusnya harus menjadi prioritas, bukan profit. Perlakukan diskriminasi sepatutnya tak boleh terjadi apalagi dilakukan tenaga medis. Tugas utama seorang dokter adalah untuk pengbdian pada masyarakat tanpa melihat status sosial pasien. Bila ada yang dokter yang diskriminatif, itu telah melanggar kode etik. seharusnya Ikatan Dokter Indonesia memberikan pelajaran, bukan sekadar membela karena seprofesi," kritik senator Partai Bulan Bintang.
Izat Manarfa mendesak agar pihak pengelola rumah sakit tidak segan memecat tenaga medis yang berlaku diskriminatif, siapapun itu. Sebab fungsi rumah sakit adalah memberi pelayanan bagi setiap pasien tanpa terkecuali, terlebih fasilitas Pemprov itu merupakan milik masyarakat Sultra. "Seharusnya, pengelola lebih fokus pada pelayanan agar bisa menutupi minimnya fasilitas RS, bukan menambah daftar panjang presepsi negatif di masyarakat," saran mantan Kadis Kesehatan Sultra tersebut.
KENDARI - Citra buruk atas perilaku tak sesuai kode etik dan standar pengabdian medis memang bukan cerita baru di lingkungan rumah sakit "plat
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
BERITA LAINNYA
- Daerah
Farhan Upayakan Penerbangan Komersil Bandara Husein Sastranegara Aktif Lagi
Jumat, 10 Januari 2025 – 14:06 WIB - Sulteng
Pak Ihsan Menyinggung Honorer jadi PPPK Paruh Waktu, Minta Tambahan Anggaran
Jumat, 10 Januari 2025 – 13:52 WIB - Riau
Gantikan Bray Manang, Pak Kumis Lanjutkan Perangi Narkoba di Riau
Jumat, 10 Januari 2025 – 10:10 WIB - Daerah
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Jateng-DIY Capai 41,5 Juta Jiwa
Jumat, 10 Januari 2025 – 08:03 WIB
BERITA TERPOPULER
- Humaniora
90 Ribu Honorer Satpol PP Ancang-Ancang Menggugat KepmenPAN-RB 11 Tahun 2024 ke MK
Jumat, 10 Januari 2025 – 10:28 WIB - Humaniora
Persatuan PPPK Minta UU ASN Direvisi, Hapus Diskriminasi, Setara dengan PNS
Jumat, 10 Januari 2025 – 13:20 WIB - Investasi
Harga Emas Antam Hari Ini 10 Januari Melonjak, Jadi Sebegini Per Gram
Jumat, 10 Januari 2025 – 10:10 WIB - Jatim Terkini
Buntut Kecelakaan Bus, Pemkot Malang Minta SD-SMP Tak Sembarangan Sewa Kendaraan
Jumat, 10 Januari 2025 – 10:35 WIB - Liga Indonesia
Live Streaming Barito Putera Vs Persija dan Klasemen Liga 1
Jumat, 10 Januari 2025 – 14:57 WIB