Pegang Kampak dan Busur Panah, Merdeka! Merdeka!
Lima puluh warga yang terdiri dari 26 laki-laki dan 24 perempuan ini melakukan defile (parade) dan memberikan hormat kepada Inspektur Upacara dan jajaran Forkompinda. Mereka dipimpin Kepala Distrik Kuala Kencana, Evert Lukas Hindom, dan Kepala Kampung Utikini Baru, Marton Wenda.
“Merdeka, merdeka, merdeka,” demikian teriakan lantang 50 warga Utikini Baru saat melakukan defile.
Menurut Kepala Kampung Utikini Baru, Marton Wenda, pakaian adat bukan hanya digunakan untuk kegiatan adat saja. Begitupun masyarakat Papua di Timika, yang mencoba untuk merayakan hari kemerdekaan dengan budaya dan cara mereka sendiri.
“Beginilah cara mereka berpartisipasi dalam peringatan hari kemerdekaan. Mereka merasa memiliki untuk mau mendukung dan ikut upacara hari kemerdekaan Indonesia dengan pakaian adat,” kata Wenda saat berbincang-bincang dengan Radar Timika (Jawa Pos Group) sebelum upacara dimulai, Rabu (17/8).
Di benak masyarakat Papua, kata Wenda, mereka kadang menganggap upacara HUT RI itu merupakan kegiatan pemerintah dan TNI Polri saja. Karena itu, masyarakat ini perlu secara terus-menerus dilibatkan terutama dalam perayaan HUT RI.
Namun bagi Wenda, masyarakat Papua melekat dengan budaya mereka sendiri. Karenanya, mereka juga bisa berpartisipasi mengisi hari kemerdekaan dengan budaya dan cara mereka sendiri.
“Sekarang ini, tahun ini, sampai seterusnya perlu ada kegiatan pembinaan bagi mereka supaya seterusnya selalu ikuti upacara,” ujar Wenda.
Dirinya berharap, animo dan semangat masyarakat merayakan hari kemerdekaan yang mulai tumbuh, perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Dukungan pemerintah itulah yang akan menumbuhkan nasionalisme dan masyarakat lebih merasa memiliki bangsa dan negara ini.