Pegawai Leasing Gadungan Nyaris Jadi Korban Mutilasi
"Saya kebetulan baru berburu musang. Jadi saya bawa saja senapan berburu tersebut ke rumahnya," kata Jesman.
Malam itu, Jesman bertemu dengan istri Supriono bernama Nining. Ketika ditanya keberadaan suaminya, Nining berdalih suaminya sedang di luar kota. "Tapi kuat dugaan saya, kalau dia ada di rumahnya," kata Jesman.
Tak puas dengan jawaban Nining, dia langsung masuk ke dapur rumah korban. Ia melihat pintu kamar mandi dalam keadaan terkunci rapat. "Saya tendang pintunya, ternyata benar dia ada di dalam. Dia keluar langsung lari ke arah jalan," bebernya.
Melihat Supriono melarikan diri, Jesman kemudian mengejar. "Karena kebetulan saya bawa senapan, saya tembak dia dan dia pun terjatuh. Lalu, saya hantam dia pakai gagang senapan," katanya.
Tak puas, Jesman yang sudah memuncak emosinya, kemudian menusuk perut korban dengan pisau dapur. "Habis itu saya sayat-sayat tangan sama kakinya. Mau saya potong tangan dan kakinya itu. Tapi, karena dia menjerit-jerit saya tinggalkan saja dia. Apalagi saya lihat sudah mau putus tangan sama kakinya itu," ujar Jesman.
Mengetahui aksi tersebut, ratusan warga yang bermukim di sekitar rumah korban mendadak heboh. Beberapa di antaranya tampak sibuk menghubungi petugas kepolisian. Usai membantai korbannya, Jesman menyerahkan diri ke Mapolsek Sunggal dengan membawa pisau dan senapan angin yang digunakannya untuk melukai korbannya.
"Sudah puas saya rasa, makanya saya datang kemari (Polsek Sunggal). Capek kali saya gara-gara dia. Mau saya habisi saja dia tadi," ketusnya.
Sementara Supriono langsung dilarikan ke RSU Sundari di Jalan TB Simatupang. Namun, karena tangan dan pergelangan kaki korban nyaris putus, pihak rumah sakit kemudian merujuk korban ke RSUD Adam Malik. (mag-8/adz)