Pejabat Masih jadi Favorit Target Penyadapan
jpnn.com - JAKARTA - Pakar Keamanan Cyber Pratama Persadha mengatakan para pejabat yang mempunyai kewenangan strategis masih menjadi favorit target penyadapan. Tujuannya, untuk mendapatkan informasi yang strategis pula.
“Penyadapan terhadap pejabat ini semakin maju, tidak lagi hanya menyadap telepon saja. Dari mana saja informasi itu datang, maka di sana usaha penyadapan bisa terjadi termasuk dari internet,” katanya, Minggu (6/9).
Seperti diketahui, publik tanah air digegerkan dengan beredarnya transkrip rekaman Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II Richard Joost Lino, terkait penggeledahan kantornya oleh Bareskrim Polri. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut apakah itu benar suara Lino.
"Dan juga masih menjadi perdebatan apakah rekaman tersebut hasil sadapan atau ada orang yang sengaja merekam," kata Pratama.
Menurut Pratama, hal ini mengingatkan pada banyaknya berita penyadapan terhadap para penjabat tanah air. Yang sempat sangat ramai adalah Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang menjadi target penyadapan Australia.
Mantan Ketua Tim Information Technology Kepresidenan ini menjelaskan bahwa penyadapan lewat internet banyak dilakukan karena lebih mudah dengan risiko yang tidak besar. Informasi yang dimiliki para pejabat tersebut bisa diambil lewat email, instant messaging, cloud dan berbagai aplikasi popular lainnya.
“Pejabat kita cukup banyak yang melek teknologi. Namun kesadaran akan keamananya cybernya masih kurang. Banyak yang memakai email dan aplikasi instant messaging gratisan sebagai saluran informasi, menurut saya ini berbahaya,” katanya.
Pratama berharap pemerintah sekarang mulai memikirkan cara yang efektif untuk menjaga keamanan informasi yang dimiliki para pejabat penting di tanah air. Hal ini penting, apalagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sedang menggarap e-Government.