Pelaksanaan Pemilu oleh Warga Indonesia di Inggris
Hendak Contreng, Pemilih Bayar Denda Rp 17 RibuSabtu, 11 April 2009 – 06:24 WIB
''Intinya, kami mengakui kerja keras panita, namun masih banyak catatan. Misalnya, DPT yang tidak akurat,'' ungkap Aditya Pradana, saksi dari PKS dalam pemilihan dan penghitungan suara di TPS LN London, kepada Jawa Pos. Akibatnya, banyak surat suara mubazir karena orang yang bersangkuan sudah tidak tinggal di Inggris. Sebaliknya, banyak calon pemilih yang tidak dikirimi surat suara.
Pengalaman Jawa Pos yang memilih datang ke TPS LN London ternyata justru dikirimi surat suara. Sebaliknya, beberapa kasus yang memilih lewat pos dikirimi udangan untuk datang memilih langsung. Juga, kesalahan mendasar seperti salah jenis kelamin atau alamat yang tidak lengkap.
''Dan kesalahan yang paling fatal adalah prangko yang kurang,'' tegas Pradana yang ahli software dan tinggal di Wimbledon, London Barat Daya, tersebut. Sosialisasi yang minim juga menjadi catatan Pradana yang menjadi satu-satunya saksi dari partai dalam pemilihan dan penghitungan suara di London. (el)