Pelaku Usaha Ultra Mikro Dibidik Naik Kelas via Program UMi
Salah satunya sudah dirasakan oleh pengusaha kuliner di Majalengka, Jawa Barat Nonoy dengan Surabi Jayanya.
Nonoy awalnya mencoba berjualan di depan rumahnya dan para tetangga yang membeli mengaku enak dengan jajanan tradisional buatannya. Dia akhirnya pengin memasarkannya lebih banyak.
"Ada teman saya yang ngasih tahu, karena kesulitan modal. Terus coba aja pinjam dapat dan jualan di tempat baru. Awalnya jualan empat sampai enam kilogram, alhamdulillah sekarang sepuluh kilogram," ujar dia.
Nonoy saat itu mendapat pinjaman atau modal sebesar Rp 3 juta. Dia juga mendapat pelatihan dan pendampingan UMi.
"Yang saya dapatkan pembukuan, cara pemasaran produk melalui media sosial, dan tampilannya," ungkap dia.
Hal serupa juga dirasakan Rahmat Erni Efendi yang memiliki usaha printing dan souvenir. Dia mendapatkan pinjaman senilai Rp 5 juta untuk memulai usahanya.
"Awalnya enggak ada rencana, tetapi ada peluang kami kerjakan dengan modal pinjaman itu. Dulu dimulai dari nol dan sekarang sudah bisa punya alat printer, komputer buat desain, dan lain lain," ungkapnya.
Menjadi peserta inkubasi, UMi sangat diuntungkan karena bisa mengelola keuangannya saat ini.