Pelatihan Rantai Nilai Bantu Petani di Kendal Tingkatkan Keuntungan
Tujuannya tak lain agar petani tidak hanya menguasai hulu akan tetapi juga menguasai hilirnya.
"Pesertanya itu dari poktan peserta SL (sekolah lapangan) 2021 dari Kecamatan Kendal, Kecamatan Gerih, dan Kecamatan Geneng dengan jumlah peserta 50 orang," kata dia.
"Terdiri dari 39 orang peserta laki-laki dan sebelas orang peserta perempuan didalamnya juga hadir beberapa petani muda yang nantinya diharapkan akan menjadi petani milineial yang adaptif dan inovatif," jelasnya.
Peserta diberi motivasi untuk mempanfaatkan teknologi telekomunikasi yang berkembang pesat guna mengenalkan produk dan memperluas pemasaran, bagaimana kelebihan jika bergabung dalam sebuah korporasi, bagaimana cara branding produk dan packaging yang menarik sehingga menarik minat pembeli.
"Kami juga mengaajak peserta khususnya yang masih usia milineial untuk bergabung di Rumah Inspirasi Cah Angon yang merupakan tempat kumpul atau komonitas anak muda. Untuk membahas dan meningkatkan minat anak muda berwirausaha, mencari solusi terhadap berbagai masalah dan untuk menggali potensi pemuda pemuda Ngawi dengan arah industri yg berbasis pertanian (agroindustri)," kata Galih.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
"Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).