Peluang Tarung Dua Milito
Selasa, 27 April 2010 – 11:44 WIB
"Salah satu pertandingan yang paling saya ingat adalah saat masih di Argentina, ketika kami berhadapan dalam sebuah laga derby - kami benar-benar sampai berkelahi di pertandingan itu," kenang Diego, yang sebagai penyerang tengah posisinya tepat bertemu dengan posisi sang adik. "Wasit (saat itu) sampai harus memisahkan kami, karena kami berdua terus memaki satu sama lain. Itu bisa disebut perilaku kekanak-kanakan, persis seperti saat kami masih anak-anak di rumah," lanjutnya.
Kini, kendati darah muda keduanya mungkin sudah mulai melunak, perbedaan di antara mereka masih tetap kentara. Jika Gabriel cenderung memuji kakaknya yang "santai", Diego tidak begitu menyanjung adiknya. "Dia mudah sekali marah," katanya tentang Gabriel. Sementara itu, seperti dituturkan Gabriel, juga ada perbedaan nyata dari sisi keberadaan di tim yang mereka bela masing-masing.
"Terdapat perbedaaan cara bermain (di antara kami)," ungkap pemain berusia 29 tahun yang baru kembali merumput di Barca bulan Januari lalu, pasca istirahat panjang cedera selama lebih dari 20 bulan itu. "Yang terpenting adalah masing-masing kami meyakini gaya (permainan)-nya. Kami akan berhadapan di semifinal kompetisi yang sangat penting dan bergengsi ini. Kami (di Barca) ingin mencapai final, demikian juga mereka," tambahnya.