Pematung Tugu Selamat Datang Wafat, Menteri Anies Mengaku Kehilangan
jpnn.com - JAKARTA - Berpulangnya maestro pematung Tugu Selamat Datang Edhi Soenarso pada Selasa (5/1) membuat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan sangat kehilangan. Pasalnya, sosok Edhi bukanlah asing bagi mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
Menteri Anies bercerita, semasa kecil duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) bersama teman-temannya sering bermain dan menyaksikan proses pembentukan patung yang rumah dan bengkelnya hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumahnya.
“Kami mengenal sosok seniman dan pemilik bengkel patung itu saat SD. Ia mungkin tidak kenal kita, namun kami ketika itu suka melihat kebengkel patungnya, ia tidak melarang kami dan membiarkan kami untuk melihat dari dekat. Itu sangat mengesankan,” cerita Mendikbud.
Menurut Anies, Edhi Sunarso merupakan salah satu sosok maestro yang dapat diteladani. Dari seluruh rangkaian hidup dan karyanya, tutur Mendikbud, sungguh layaklah gelar Empu Ageng Seni disandangkan kepadanya.
“Sungguh pantaslah kita menghargai dan meneladaninya sebagai salah satu maestro terhebat yang pernah dimiliki bangsa Indonesia,” ucapnya.
Dari teladan hidup Edhi Sunarso, ujar Mendikbud, para pemuda dapat belajar bahwa gelaran ribuan karya seni rupa yang dihasilkannya tidak muncul begitu saja dengan mudah, tetapi muncul melalui kerja keras yang dilakukan dengan cinta, kreativitas dan sepenuh jiwa.
“Kerja keras dan rasa cinta terhadap bidang yang digelutinya ini yang mengukuhkannya menjadi peletak dasar-dasar seni patung modern Indonesia di awal masa perkembangannya,” ucap Mendikbud.
Gelaran puluhan monumen dan diorama nasional telah diraih Edhi Sunarso. 10 karya monument nasional yang telah ia hasilkan, seperti Selamat Datang di pusat ibukota DKI. Jakarta, Monumen Tugu Muda di Semarang, sampai Monumen Yos Sudarso di Biak, Papua. Sedangkan 10 diorama ia hasilkan, seperti sejarah di Monumen Nasional Jakarta sampai dengan diorama sejarah di Museum Tugu Pahlawan Surabaya.